Rabu, 01 April 2009

SMP Salafiyah Pekalongan Prestasinya Unggul dan Berakhlak Mulia

Tahun ajaran 1962 tepatnya 18 Maret sebagai hari pertama diselenggarakannya pendidikan bernama Madrasah Salafiyah Sanawiyah (MSS) IV tahun dengan jumlah murid lima orang. Selama enam tahun para proses belajar mengajar bertempat di rumah pinjaman hingga tiga kali pindah. Mulai tahun 1968 Pengurus Madrasah Salafiyah berhasil membangun sebuah gedung di atas tanah wakaf komplek Masjid Jami’ (kauman ) Pekalongan.
“Sejak tahun 1968 siswa kelas IV MSS mulai mengikuti ujian akhir SMP/SLTP sebagai ekstrane lewat SMP N 1 Pekalongan. Disamping itu juga mengikuti ujian akhir PGA 4 tahun,” kata Kepala SMP, H Machmud Masjkur kepada NP, Selasa (19/3) di kantornya.
Dijelaskan H Machmud, sistem pendidikan tingkat SLTP yang 4 tahun ternyata tidak dapat dipertahankan karena dituntut untuk menyesuaikan sistem pendidikan yang umum. Maka sejak tahun 1969 diubahlah menjadi 3 tahun masa belajar.
“Bahkan atas usaha dan ketekunan serta semangat dari berbagai pihak baik guru, pengurus serta orang tua murid, MSS diubah menjadi SMP Salafiyah sejak tahun 1970, lalu dikukuhkan melalui surat tanda tercatat (STT) sebagai SMP, dimana pada ujian akhir statusnya tidak lagi sebagai peserta ekstrane melainkan menjadi peserta ujian,” papar H Machmud, pejabat kepala sekolah sejak 2001.
Secara bertahap peningkatan mutu dan kemajuan di berbagai bidang semakin terwujud. Sejak tahun 1973 SMP Salafiyah menyelenggarakan ujian sendiri, pada tahun 1991 berhasil meningkatkan status DIAKUI menjadi status DISAMAKAN.
Kini sekolah yang memiliki 637 siswa dengan tenaga pendidik sebanyak 49, dalam kegiatan pembelajaran selain mengacu pada kurikulum dari Diknas juga dipadukan dengan kurikulum salafiyah yang mengacu pada sistem pesantren. Dengan tambahan materi fiqih, hadis, tauhid, balaghoh (sastra Arab), faraid (ilmu waris), juga tafsir, musthalah hadis dan Ahlussunah waljamah (ke-NU-an).
Di SMP plus yang beralamat di Jalan KH Wahid Hasyim Kauman Pekalongan ini dalam sepekan jumlah jam belajar sebanyak 54 jam. Prestasi sekolah dari tahun ke tahun terus bertambah. Ratusan prestasi siswa dari berbgai lomba berhasil diraihnnya baik di bidang akademik seperti lomba pidato, kompetensi IPA, mengarang Bulan Bahasa, Mapel Bahasa Indonesia dan 10 besar olimpiade Matematika se karesidenan Pekalongan. Sedangkan presatsi nonakademik seperti bermacam olah raga dan seni. Khusus MTQ dari tahun ke tahun siswanya berhasil meraih prestasi hingga tingkat provinsi Jawa Tengah. ”Diharapkan dalam semangat salafi, unggul dalam prestasi, tanggap terhadap perkembangan iptek dan santun dalam akhlakuk karimah,” pungkas H Machmud memaparkan visi sekolah yang dipimpinnya (hamidin)

Tidak ada komentar:

sapaan seksi

sapaan seksi