Jumat, 24 Oktober 2008

Sekolah Adiwiyata

Ekskul Ternak Etawa

SMPN 15 Kota Tegal dikenal sebagai sekolah yang ramah lingkungan. Penghargaan sebagai sekolah Adiwiyatapun telah diraihnya. Sebagai pengembangan atas peraihan prestasi itu, sekolah yang tengah berbenah sebagai Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN) ini juga akan mengembangkan esktra kurikuler (ekskul) bidang peternakan. Hal itu dikatakan Kepala SMPN 15, Reno HW SPd, Senin (21/7) di kantornya.

“Secara teori para siswa akan dibekali pengetahuan seputar peternakan. Sedangkan secara spesifik untuk praktik mengenai proses pemeliharaan dan perawatan kambing, di sekolah kini tersedia dua ekor kambing,” papar Reno

Dijelasakannya, dua ekor kambing keturunan etawa yang pemeliharannya diserahkan kepada penjaga sekolah itu sudah ada sejak sebulan lalu. Kambing keturunan jenis ternak unggul itu bantuan dari pemerintah kota yang disampikan melalui Kepala Pegendalian Dampak Lingkungan (Kapedal) Kota Tegal, Agus Santoso.

Memang, lanjut Reno, perjanjian secara tertulis belum ada penandatanganan secara resmi. Bahkan rincian secara detail seperti bagaimana setelah kambing itu beranak, apakah bersifat bagi hasil atau hak milik secara penuh belum ada aturan mainnya. Mengingat, kedua kambing itu pengadaannya dari dana APBD yang notabene harus dipertanggungjawabkan. Sebagai bentuk tanggung jawab sekolah, selain ada tenaga khusus untuk pemelihara kambing, pihak sekolah juga mengundang tenaga ahli di bidang teknis pemeliharaan dan perawatan kambing yakni seorang insinyur peternakan alumnus Unsoed.

“Sehingga pemberian bantuan yang tujuannya sebagai media pembelajaran terhadap siswa berkaitan dengan pemanfaatan lingkungan sekolah akan lebih efektif,” harap Reno.

Sebelumnya bantuan lain berupa tanaman buah dan tanaman untuk penghijauan juga pernah diberikan. Hasilnya kini di lingkungan sekolah dikelilingi tanaman buah seperti mangga dan tanaman lain. Sehingga tata ruang dan lingkungan sekolah yang beralamat di Jalan Sembodro nomor 60 Slerok Kota Tegal ini tampak asri dan hijau royo-royo.

Dalam waktu dekat, di sekolah ini juga akan dijadikan sekolah yang memberlakukan sistem biopori (pori-pori hidup) di lingkungan sekolah. Fungsinya untuk peresapan air, pembusukan sampah dan pengendalian banjir. Uji coba pertama pernah dilakukan oleh tim survey dari Universitas Trisakti Jakarta pada bulan Juni. “Tapi kapan mulai uji coba itu dilaksanakan, hingga kini kami belum dapat kejelasan dari tim survey,” pungkas Reno(hamikaze)

Tidak ada komentar:

sapaan seksi

sapaan seksi