Senin, 27 Oktober 2008

Prestasi Karya Tulis


z

Juara Karya Tulis Jateng

MA’RIFANI Fitri Arisa tengah berbunga-bunga hatinya. Pasalnya, kerja kerasnya mencari data tentang kesehatan reproduksi remaja, menorehkan prestasi dalam Lomba Karya Tulis Remaja tingkat Propinsi Jawa Tengah 2008. “Saya juara I,” kata Ma’rifani dengan wajah ceria di sekolahnya belum lama ini.

Siswi SMA Negeri 2 Kota Tegal ini, mengupas habis tentang kesehatan reproduksi remaja yang ia tulis berdasar data dan fakta di lapangan. “Saya mencari sumber datanya dari internet, dan dari teman-teman,” tuturnya.

Menurutnya bahaya HIV/AIDS, narkoba sangat rentan menimpa remaja putri. “Semisal pergaulan seks bebas yang tak terkontrol, bisa mengakibatkan penyakit HIV/AIDS,” ujarnya.

Cewek kelahiran Tegal, 19 April 1991 ini juga aktif sebagai pengurus majalah dinding sekolahnya. Dua kali ia bersama teman-temannya dalam Mading ‘Kyubee’ SMAN 2 Kota Tegal, juara I Lomba Mading tingkat Kota Tegal yang digelar Perpustakaan Daerah Kota Tegal, dan Juara II Lomba Mading tingkat Karesidenan Pekalongan.

Kini, Ma’rifani tengah sibuk jadi panitia HUT SMAN 2 Kota Tegal ke 28. Disaat teman-temannya liburan Lebaran, ia tetap setia mengurus proposal dan segala macamnya, untuk mensukseskan acara ultah sekolahnya tersebut. “Semoga saja SMAN 2 diusianya yang ke 28 bertambah sukses dan meraih prestasi lebih banyak lagi,” harapnya nEK

Kursus Para Profesi


Kursus Para Profesi Luluskan 150 Siswanya

Himpunan Penyelenggara Kursus Indonesia (HIPKI) Kota Tegal hari ini, Selasa (14/10) menyelenggarakan penutupan Kursus Para Profesi Angkatan II tahun 2008 di Salon Anjan, Kelurahan Tegalsari. Acara ini sekaligus untuk halal bihalal anggota HIPKI Kota Tegal. Total peserta kursus yang akan diluluskan sebanyak 150 orang.
Menurut Ketua HIPKI Kota Tegal, Yusqon MPd, Senin (13/10), 150 peserta ini berasal dari 10 lembaga pendidikan kursus. Mereka dari dua lembaga kursus komputer, satu kursus teknisi handphone, satu kursus menjahit dan sisanya, enam lembaga kursus kecantikan rambut.
“Kursus ini selama tiga bulan, mulai Agustus, September hingga Oktober. Mereka yang lulus akan memperoleh sertifikat kompetensi dan bantuan alat praktek. Contohnya, untuk kursus kecantikan rambut mendapat seperangkat peralatan salon,” kata Yusqon.
Yusqon mengatakan, meski saat ini mereka sudah dilepas menjadi peserta kursus, namun tidak langsung mengikuti ujian kompetensi (dulu ujian nasional kursus-red). Ujian kompetensi baru akan dilakukan pada tahun 2009 mendatang.
Sekretaris HIPKI Kota Tegal, Dyanindra Srikumara SE menambahkan, untuk peserta kursus ini dibebaskan dari segala biaya. Mulai biaya kursus, pengadaan peralatan hingga penempatan lokasi kerja. Penggratisan ini diberikan oleh P Pusat Pengembangan Pendidikan Non Formal dan Informal (P2 PNFI) Regional II Jateng dan DIY. Jatah bantuan biaya per peserta antara Rp 2-2,5 juta.
“Kita tidak mengajukan syarat macam-macam bagi warga yang ingin ikut kursus. Yang penting, mereka berpendidikan minimal SMA, usia produktif kerja, domisili Kota Tegal dan diutamakan berasal dari keluarga pra sejahtera,” ungkapnya.
Dyanindra mengatakan, program kursus para profesi ini merupakan program P2 PNFI. Jangka waktu penyelenggaraan program selama lima tahun, yang dimulai tahun 2007 hingga 2011 mendatang. Untuk tahap I tahun 2007 lalu, jumlah peserta sekitar 120 orang dan mereka sudah lulus semua mengikuti ujian nasional.
Dari jumlah peserta kursus tahun 2007 itu, lanjutnya, yang sudah bisa terserap dalam industri kerja sebesar 70 persennya. Sedangkan, 30 persen lainnya memilih untuk berwirausaha sesuai ilmu yang dia peroleh saat kursus. “Harapan kita, dengan adanya kursus ini bisa memberdayakan pengangguran. Sehingga, bisa menciptakan lapangan pekerjaan,” harapnya.
Acara hari ini dihadiri Walikota Tegal, Adi Winarso S Sos, Kepala P2 PNFI Regional II Jateng dan DIY, Ade Kusmradi MPd, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Tegal, Dra Titik Andarawati dan sejumlah pimpinan kursus anggota HIPKI se-Kota Tegal nDS
P2 PNFI Fasilitasi S1 Bagi Guru Kursus

Pusat Pengembangan Pendidikan Non Formal dan Informal (P2 PNFI) mulai tahun 2008 ini memfasilitasi guru kursus untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana (S1). Biaya yang disediakan sebesar Rp 3 juta per tahun selama empat tahun pendidikan.
Pernyataan ini disampaikan Kasi Fasilitasi Sumber Daya P2 PNFI Regional II Jateng, Samto MPd, Selasa (14/10) saat acara Halal Bihalal dan Penutupan Kursus Para Profesi Angkatan II Kota Tegal tahun 2008, di Salon Anjani.
Menurut Samto, pemberian bantuan biaya pendidikan ini sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidik seperti tercantum dalam UU No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bantuan pendidikan ini, sebenarnya tidak hanya diberikan pada guru informal, namun guru formal juga termasuk sertifikasi guru.
“Ya masa hanya guru formal saja. Guru informal juga harus bisa bersaing. Sekarang ini, tuntutan dunia pendidikan semakin tinggi. Jadi, standar guru juga harus dinaikkan, minimal S1,” ujarnya.
Samto menjelaskan, bantuan ini tidak terbatas hanya bagi guru kursus yang sudah berpendidikan D3 saja. Tetapi, bagi mereka yang hanya berpendidikan SMA pun mendapat kesempatan yang sama. Syaratnya pun mudah, hanya seleksi administrasi dan akademis.
Untuk Kota Tegal, tambahnya, selama tahun 2008 ini, guru kursus yang sudah memperoleh bantuan pendidikan S1 hanya sebanyak 14 orang dari 48 pemohon. Hal ini terkait dengan hasil seleksi akademisnya yang dilakukan langsung oleh tim P2 PNFI. Sementara, di Jateng baru ada 210 guru kursus yang memperoleh bantuan pendidikan ini dari 1.600-an guru kursus.
Sedangkan, dari peserta kursus para profesi angkatan II Kota Tegal sebanyak 150 orang, kemarin dinyatakan selesai mengikuti pendidikan. Selanjutnya, mereka akan mengikuti ujian kompetensi pada tahun 2009 mendatang. Mereka berasal dari 10 lembaga kursus di bidang komputer, servis HP, kecantikan dan menjahit. Selain memperoleh sertifikat kompetensi, mereka juga memperoleh bantuan peralatan sesuai bidang kursusnya.
Walikota Tegal, Adi Winarso S Sos berharap, dengan pembekalan kursus seperti ini bisa mengurangi angka pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan. “Pendidikan kursus jika ditekuni pun bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai. Jadi, jangan dipandang sebelah mata,” pesannya nDS

Pendidikan Luar Sekolah


TEGAL -- Sedikitnya 30 orang dari keluarga tak mampu dan putus sekolah tengah mengikuti kursus paraprofesi rias pengantin gratis yang diselenggarakan di Lembaga Pendidikan Ketrampilan (LPK) Tania di Jalan Belimbing no 77 Kraton, Tegal. Menurut Ketua LPK Tania, Hj Sumiati, semua biaya kursus ini didanai pemerintah pusat dari dana APBN yang disalurkan ke sejumlah LPK di Kota Tegal melalui Dinas Pendidikan luar sekolah.

"Para peserta yang mengikuti program peningkatan kreativitas di bidang tata rias ini ditempuh selama tiga bulan yang dimulai sejak awal Januari secara berturut-turut dengan materi meliputi tata upacara pengantin, make up atau rias wajah, membuat paes, sanggul dan busana," paparnya. Para instruktur yang membimbing para peserta selain Hj Sumaiti juga dibantu tiga asistennya, Mien Sukadana, Evi Fahmi dan Rohani.

Dijelaskan, setelah para peserta mengikuti pelajaran teori dan praktik, pada bulan Maret 2008 peserta diharuskan mengikuti ujian lokal yang dilanjutkan dengan ujian nasional pada bulan Mei 2008. Materi yang diajarkan selain teori juga praktik. Sedangkan untuk teori biasanya seluruh peserta digabung menjadi satu rombongan kelas sedangkan dalam pelajaran praktik peserta dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas pagi dan kelas siang yang masing-masing berjumlah 15 orang.

“Semua alat kecantikan dan hiasan pengantin untuk praktik semua disediakan oleh penyelenggara. Kecuali para model untuk praktik rias pengantin itu kami yang membawa sendiri-sendiri,” ujar salah seorang peserta dari Jalan Belimbing Keraton, Emi (32).

Dijelaskan Hj Sumiati, materi tata upacara pengantin itu berupa pengetahuan tentang penyelenggaraan pengantin mulai dari pasang tarub, siraman, midodareni, pertemuan dua mempelai sampai akad nikah. Sedangkan tujuan utama dari pendidikan paraprofesi ini, selain menjadikan seseorang mempunyai keahlian merias pengantin juga sebagai upaya pelestarian budaya daerah yang adiluhung. “Karena dalam materi tata rias pengantin itu meliputi rias pengantin Solo Putri, Solo Basahan dan Paes Ageng, yang semua itu mempunyai tata cara masing-masing dan mengandung filosofi tersendiri,” papar Hj Sumiati. nKZ


Profil Hj Sumiati Chibang

Perias ‘Raja Sehari’, Pelestari Tradisi

Hj Sumiati menggeluti dunia tata kecantikan dan rias pengantin sejak tahun 1978. Ketika itu masih bermukim di Solo, karena mengikuti suami yang bertugas di Dinas Perhutani Solo. “Pada suatu hari ada lomba rias pengantin saya yang hanya bermodal hobi merias diri memberanikan diri mengikuti lomba, mewakili dinas tempat suami saya bekerja,” papar Hj Sumiati di rumahnya pekan lalu.

Dijelaskan Hj Sumiati, meski dirinya sudah terbiasa merias diri namun belum memiliki pengetahuan tentang rias pengantin secara formal. Sebelum lomba berlangsung, selama sepekan Sumiati mengikuti kursus singkat tentang tata rias pengantin serta ikut ujian negara. Dengan bekal pengetahuan yang masih segar dalam ingatan dan semangat menggebu Sumiati mengikuti lomba bertema ‘Pengantin Solo Putri’ dan berhasil menjadi juara.

Sejak itu, bakat terpendamnya semakin pancarkan harapan cerah. Sumiati semakin termotifasi untuk menjadi perias profesional. Keinginan untuk mengaktualisasi diri melalui dunia tata rias cukup besar, namun karena dirinya tinggal di rumah dinas, sehingga peluang besar itu tertahan sementara. Dirinya merasa segan menerima job rias pengantin dari kalangan umum, kecuali bagi keluarga di kalangan dinas setempat yang dilayaninya.

Meski demikian Sumiati secara aktif terus menambah bekal pengetahuan di dunia tata kecantikan dan rias pengantin serta berbagai hal yang berkaitan dengan adat dan tata upacara pengantin. Sehingga ilmu yang dipelajarinya semakin komplit dari guru berasal dari lintas wilayah. Seperti tata rias Solo Putri ia pelajari ketika tinggal di Solo, tata rias Solo Basahan kursusnya di Kebumen. Pelatihan Paes Ageng di Wonosobo, juga menimbu ilmu tata rias Yogya Putri dan rias pengantin adat Sunda.

Selain sebagai perias, mantan guru yang berhenti mengajar karena harus mengikut suami yang sering pindah tugas ini akhirnya jiwa pendidiknya tersalurkan melalui kegiatan non formal, yakni sebagai pengajar di lembaga kursus sekaligus penguji dalam setiap penyelenggaraan ujian tata rias sejak tahun 1985.

Pada tahun yang sama, ketika suami ditugaskan di Kebumen, Sumiati mulai menerima job rias pengantin. Lagi-lagi hanya di lingkungan terbatas. Khususnya para karyawan dan pejabat dinas perhutani yang membutuhkan jasanya sebagai perias pengantin. Hal itu dia lakukan karena semata-mata untuk menjaga kode etik lantaran dia masih tinggal di rumah dinas.

Setelah pidah ke Tegal pada tahun 1996, Sumiati mulai melangkah lebih serius dalam mengembangkan bakat dan keahliannya. Ia lebih konsisten di dunia tata rias karena sudah menetap di Tegal. Tidak lama kemudian suaminya wafat dan meninggalkan tiga orang anak. Kini mereka sudah bekerja di luar Jawa seperti di Jambi dan Pekan Baru.

Melalui berbagai aktfitas di kegiatan organisasi, sehingga semakin dikenal masyarakat. Hal itu menguntungkan dirinya sejalan dengan keahlian di dunia tata rias pengantin.

Jabatan Hj Sumiati atara lain sebagai Ketua Himpunan Rias Pengantin Indonesia (Harpi) Melati. Persatuan Ahli Kecantikan Indonesia (Tiara Kusma), Ikatan Pengusaha Wanita (Iwapi) Persatuan Wredatama Republik Indonesia, sebagai pengurus di kelompok hingga cabang Tegal. Selama dua periode Hj Sumiati terpilih sebagai Ketua RT di RT 01/ Rw 01 Pekauman. (hamikaze)


‘Tujuannya untuk nguri-uri tradisi dan adat istiadat tata cara pengantin, selain itu mengajarkan tata c ara meronce bunga melati juga diajarkan," jelasnya.

Siswa Teladan


Lomba Siswa Teladan Tingkat Provinsi



Hasil
seleksi keteladanan siswa tingkat SLTP dan SLTA Kota Tegal peringkat pertama diraih masing-masing siswa teladan putra dan putri tingkat SLTP, Anas Ferdiansyah (SMPN 2) dan Nimas Putri A (SMPN 7), sedangkan tingkat SLTA, Faiq Miftahul F (SMAN 1) dan Yuanisa Aisana F (SMAN 1). Mereka akan mengikuti lomba keteladanan siswa di tingkat Provinsi Jawa Tengah pada Senin-Selasa (28-30/7) mendatang di Semarang.
Hal itu dikatakan Ketua Panitia Lomba Keteladanan Siswa SLTP dan SLTA Kota Tegal, Sujiyanti SPd, Rabu (23/7) usai kegiatan yang berlangsung selama dua hari di SMPN 10 Kota Tegal.
“Kriteria yang diterapkan sudah mengacu pada lomba tingkat provinsi yang meliputi enam aspek penilaian. Sehingga siswa yang terpilih ini benar-benar memiliki kepintaran yang menyeluruh,” kata Sujiyanti.
Adapun kriteria itu, lanjut Sujiyanti, meliputi aspek akademik, kepemimpinan, kepribadian, organisasi, ekstrakurikuler dan tes tertulis. Prestasi akademik dinilai melalui perolehan nilai pada raport dua semester terakhir sedangkan kepribadian dan kepemimpinan dapat dilihat melalui wawancara dan pengamatan. Sedangkan aspek keterampilan, meliputi kemampuan di bidang seni, olah raga dan berpidato.
Peringkat 2-6 putra dan putri tingkat SLTP, Moh Faza (SMPN 1), Wisnu Rhomadoni (SMPN 9), Syamsul Falah (SMPN 15), Isro Destiyanto (SMPN 3), Emanuel Gilang (SMP Pius) dan Cindi Dwi P (SMPN 2), Marisa Santoso (SMP Pius), Yus Yulia (SMPN 19), Candra Asri (SMPN 3), Eci Erianti (SMPN 9). Sedangkan peringkat 2-6 putra dan putri tingkat SLTA, Slamet Pujianto (SMKN 1), Dimas B Kusuma (SMAN 3), Mas I Gedhen (SMAN 4), M Imam T (SMAN 2), M Talkah (MAN) dan Amalia Nur Nakhar (SMAN4), Syahidah R (SMAN 2), Aminah Alatas (SMKN 1), Siti Nurkhasanah (SMKN 2), Rizki Ilma R (SMA Muhammadiyah).

FOTO PERINGKAT PERTAMA – Para peraih peringkat pertama lomba keteladanan siswa tingkat SLTP dan SLTA tingkat Kota Tegal, Rabu (23/7)-- hamikaze

Jumat, 24 Oktober 2008

Sekolah Adiwiyata

Ekskul Ternak Etawa

SMPN 15 Kota Tegal dikenal sebagai sekolah yang ramah lingkungan. Penghargaan sebagai sekolah Adiwiyatapun telah diraihnya. Sebagai pengembangan atas peraihan prestasi itu, sekolah yang tengah berbenah sebagai Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN) ini juga akan mengembangkan esktra kurikuler (ekskul) bidang peternakan. Hal itu dikatakan Kepala SMPN 15, Reno HW SPd, Senin (21/7) di kantornya.

“Secara teori para siswa akan dibekali pengetahuan seputar peternakan. Sedangkan secara spesifik untuk praktik mengenai proses pemeliharaan dan perawatan kambing, di sekolah kini tersedia dua ekor kambing,” papar Reno

Dijelasakannya, dua ekor kambing keturunan etawa yang pemeliharannya diserahkan kepada penjaga sekolah itu sudah ada sejak sebulan lalu. Kambing keturunan jenis ternak unggul itu bantuan dari pemerintah kota yang disampikan melalui Kepala Pegendalian Dampak Lingkungan (Kapedal) Kota Tegal, Agus Santoso.

Memang, lanjut Reno, perjanjian secara tertulis belum ada penandatanganan secara resmi. Bahkan rincian secara detail seperti bagaimana setelah kambing itu beranak, apakah bersifat bagi hasil atau hak milik secara penuh belum ada aturan mainnya. Mengingat, kedua kambing itu pengadaannya dari dana APBD yang notabene harus dipertanggungjawabkan. Sebagai bentuk tanggung jawab sekolah, selain ada tenaga khusus untuk pemelihara kambing, pihak sekolah juga mengundang tenaga ahli di bidang teknis pemeliharaan dan perawatan kambing yakni seorang insinyur peternakan alumnus Unsoed.

“Sehingga pemberian bantuan yang tujuannya sebagai media pembelajaran terhadap siswa berkaitan dengan pemanfaatan lingkungan sekolah akan lebih efektif,” harap Reno.

Sebelumnya bantuan lain berupa tanaman buah dan tanaman untuk penghijauan juga pernah diberikan. Hasilnya kini di lingkungan sekolah dikelilingi tanaman buah seperti mangga dan tanaman lain. Sehingga tata ruang dan lingkungan sekolah yang beralamat di Jalan Sembodro nomor 60 Slerok Kota Tegal ini tampak asri dan hijau royo-royo.

Dalam waktu dekat, di sekolah ini juga akan dijadikan sekolah yang memberlakukan sistem biopori (pori-pori hidup) di lingkungan sekolah. Fungsinya untuk peresapan air, pembusukan sampah dan pengendalian banjir. Uji coba pertama pernah dilakukan oleh tim survey dari Universitas Trisakti Jakarta pada bulan Juni. “Tapi kapan mulai uji coba itu dilaksanakan, hingga kini kami belum dapat kejelasan dari tim survey,” pungkas Reno(hamikaze)

Lomba Cerita Rakyat Nasional


Peserta Bebas Berekspresi

SEKITAR enampuluh siswa dari 15 SD/MI dan 15 SMP/Mts se Kota Tegal menampilkan kebolehannya dalam membawakan cerita di ajang Lomba Membaca Cerita Rakyat Nasional tingkat Provinsi Jawa Tengah pada Jumat-Sabtu (4-5/7) di SUPM Negeri Kota Tegal. Hal itu dikatakan Koordinator Pelaksana lomba, Erik Djonet S, Kamis (3/7) di ruang kerjanya.
“Sekalipun ini lomba cerita, namun peserta tidak harus teks book. Mereka diberi kebebasan dalam menyajikan cerita yang dipilihnya dengan ekpresi dan kreatifitasnya sebagus mungkin,” kata Erik.
Dicontohkan Erik, kalaupun ada peserta yang tampil dengan penampilan sang tokoh dalam cerita yang dibawakanpun boleh-boleh saja. Asalkan makna dan pesan moral yang terkandung dalam cerita tersebut bisa tersampaikan secara gamblang. “Dalam lomba ini peserta diberi keleluasaan berimprovisasi dalam menyajikan cerita,” tegasnya.
Bagi peserta SD/MI ada delapan judul cerita daerah, sedangkan SMP/Mts sebanyak sembilan judul. Yaitu Malin Kunang (Sumatera Barat), Jayaprana & Layonsari (Bali), Jaka Tarub (Jawa), Si Bego (Selawesi), Roro Jonggrang (Jawa Tengah), Anak yang Dibuang (Sumatera Barat), Kancil yang Cerdik (Jawa), Batu yang Menangis (Kalimantan). Sedangkan materi untuk SMP/Mts ditambah dengan cerita Hakim yang Bijak (Sulawesi Selatan).
Menurut Erik, para juri terdiri dari budayawan dan guru yang berkompeten di bidang seni. Sedangkan kriteria dalam penjurian antara lain penampilan, ekspresi, penghayaan dan pemahaman cerita.
Pemanang dalam lomba yang diselenggarakan Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional akan memperebutkan juara I,II,III dan Harapan I, II,III. “Bagi pemenang juara pertama untuk SD dan SMP masing-masing akan mendapatkan uang pembinaan sebesar satu juta rupiah serta berhak mewakili Jawa Tengah dalam lomba baca cerita tingkat Nasional pada Agustus mendatang,” jelas Erik (hamikaze)

Lomba Cerita Rakyat Nasional


Yekti Fajar Herlina Wakil Jateng


SISWA kelas VIII A SMPN 7 Kota Tegal, Yekti Fajar Herlina berhasil meraih juara I dalam lomba Baca Cerita Rakyat Nasional (BCRN) tingkat Provinsi Jawa Tengah. Pada bulan Juli 2008, Yekti akan mewakili Jateng dalam LCRN tingkat Nasional yang rencananya akan digelar pada hari Senin (22/7) di Bandung Jawa Barat.

“Kami akan berangkat ke Bandung hari Minggu untuk melakukan pendaftaran sedangkan pelaksanaan lomba pada hari Senin,” kata Yekti, Selasa (15/7) di ruang tamu sekolahnya.

Pemilik cita-cita ingin menjadi dosen Matematika dan Bahasa Inggris ini mengaku sudah melakukan persiapan, seperti menghafalkan sebanyak sembilan cerita rakyat yang menjadi materi lomba. Selain itu berlatih tentang teknik membaca cerita kepada guru Bahasa Indonesia, Endang Savitri selaku pembimbing. Pada lomba tingkat Provinsi, Yekti membawakan cerita berjudul Batu Menangis, sedangkan pada putaran kedua Yekti membaca cerita Batu yang Menangis. Judul yang kedua dibaca secara spontan karena ditentukan dengan cara diundi.

Anak kelahiran Tegal, 6 November 1995 putri kedua dari pasangan Tutuk Jatmiko dengan Lilis Suherlina SE ini, selain senang membaca juga gemar menyanyi dan menulis. Sedangkan hal yang tidak disukai jika dirinya dikhianati.

Deretan prestasi yang prrnah diraih yaitu juara I lomba Sinopsis Tingkat Jawa Tengah. Juara I lomba BCRN Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Juara harapan III lomba BCRN tingkat nasional tahun 2007. Juara I Ketrampilan Bahasa Indonesia Kota Tegal. Juara I lomba Baca Dongeng Tingkat Kota/ Kabupaten Tegal. Juara I lomba Pidato Bahasa Jawa Tingkat Kota Tegal.

“Dalam hidup ini kita harus selalu positive thinking,” ujar siswa yang mengidolakan sastrawan Toto Sudarto Bachtiar dan Chairil Anwar ini berprinsip (hamikaze)

Pesantren Ramadhan


Meningkatkan Taqwa Siswa

Pesantren kilat yang diselenggarakan OSIS SMAN 4 Kota Tegal bertujuan untuk memperdalam, memantapkan dan meningkatkan penghayatan serta pengamalan ajaran Islam, khususnya tentang keimanan, ibadah, akhlak dan al Qur’an bagi peserta.

“Agar mereka mampu menerapkan dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka membentuk mental spiritual yang tangguh, memiliki kepribadian yang kokoh dan mampu menghadapi tantangan negatif baik datang dari luar maupun dari dalam diri sendiri,” ujar Hendrik seraya mengutip kaliat tujuan dalam proposal kegiatan.

Menurutnya, kegiatan diperuntukkan bagi siswa SMA N 4 yang beragama Islam dari kelas X, XI dan XII. Pelaksanaan pesantren kilat dilakukan, pertama kegiatan keagamaan yang wajib diikuti semua siswa beragama Islam dilaksanakan pada jam kegiatan Belajar Mengajar 07.30 s.d 12.30. Kedua, kegiatan pesantren kilat sistem mondok, dilaksanakan dengan cara bermalam bagi siswa yang didiizinkan orang tua.

“Hasil rapat Osis memutuskan, setiap siswa tidak lagi dibebani biaya,” jelas Penanggung jawab Program Pembina Seksi Bidang Ketaqwaan, Solech Bachroni, BA. Para penceramah melibatkan para guru yang mempunyai latar belakang pengetahuan agama Islam mereka berjumlah 12 orang. Selain itu sejumlah guru turut berperan aktif sebagai tim pendamping selama kegiatan berlangsung. “Dimaksudkan agar acara yang diselenggarakan berjalan sesuai yang diharapkan dan peserta lebih tertib saat mengikuti kajian keislaman yang disampaikan para penceramah,” ujar Ketua OSIS SMA N 4, Hendrik Candra.

Ditambahkan oleh Sekretaris Umum Osis, Rizqi Rahmaningtyas, sesi pagi sampai siang bisa berbentuk klasikal, yakni kegiatan diselenggarakan di ruang kelas sesuai dengan kelas masing-masing. Tapi untuk sesi malam, bagi yang mondok, peserta tiap harinya hanya dibatasi maksimal 50 orang dari lintas kelas. Begitu juga untuk malam kedua, ketiga dan seterusnya. “Dengan sistem acak diharapkan adanya interaksi sosial di antara peserta, sehingga jika ada sesi diskusi antar siswa yang lebih pinter dan lebih senior akan dicontoh oleh yang lain,” papar Rizqi.

Diharapkan, lanjut Hendrik, pesantren kilat ini dapat semakin meingkatkan pemahaman kita di bidang pengetahuan Islam dan mampu melaksanakannya sehingga kadar iman dan taqwanya semakin bertambah (hamikaze).

Grup Band SMK

Musik Menyatukan Rasa

KEGIATAN hari terakhir Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD) di SMK Dinamika Kota Tegal dimeriahkan dengan pagelaran seni gembira berupa pentas musik. Hal yang membuat surpraise bagi warga sekolah, setiap group yang tampil sebagai wakil dari setiap jurusan yang ada, personilnya dibentuk secara spontan.

“Musik itu bisa menyatukan rasa. Buktinya dari sejumlah anak yang hanya didata atas kesedian untuk mengisi acara pentas musik spontan ini, ternyata begitu tampil mereka bisa saling beradaptasi,” kata sekretaris penyelenggara kegiatan MOPD, Drs Suwarto, Rabu (16/7/08).

Menurutnya, dari setiap group yang tampil untuk mewakili jurusan baik mesin, otomotif dan listrik itu di antara para personilnya belum pernah latihan bersama. Hanya saja, sebelum tampil mereka diberi kesempatan untuk berembug dan berbagi tugas sesuai kapasitasnya.

Pada sajian pembuka, empat personil yang sudah siap dengan instrumen masing-masing seperti drum, guitar bass, rythem langsung disambut alunan Suwarto yang membawakan lagu religius 'Surgamu' milik Ungu yang sambut oleh para peserta MOPD secara bersama. Para pemusik pun mengiringi dengan permainan musik yang cukup enak dinikmati. Suasana semakin akrab dengan permaian musik yang dibawakan alakadarnya karena tanpa persiapan matang.

Begitu grup kedua tampil membawakan lagu 'Munajat Cinta', suasana bertambah bersemangat. Hampir seluruh siswa menyanyikan lagu tersebut. Sedikitnya lima grup yang mewakili dari setiap jurusan bisa tampil sekaligus mengenalkan potensi dan bakat masing-masing di bidang seni musik dan vokal.

“Buktikan kalau setiap jurusan selain bisa mengusai pengetahun di bidang teknik, juga mampu mengekspresikan daya seni yang kalian miliki,” ajur pemandu acara, Agus Supri kepada peserta MOPD (hamikaze)

Siswa Juara Melukis


Menyendiri Saat Melukis

MELIHAT hasil lukisan siswa kelas lima SD Mangkukusuman 8 Kota Tegal, Alfa Naufal Aida Putra, terlihat ada arsiran untuk menambah detail di beberapa bagian obyek lukisan. Arsiran berupa motif pada sisi-sisi obyek itu menghasilkan gambar lebih hidup. Sedangkan tema gambar yang diangkat Naufak pada lomba Lukis SD Putra Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Asrama Haji Donohudan Surakarta, awal Juli-08, mengangkat tema tentang suasana kehidupan anak yang sedang gotong royong di tengah masyarakat.

“Permainan warna dengan tampilan gelap dan terang menjadi bagian yang dinilai dalam lomba tingkat provinsi,” kata mamanda Naufal, Sri Mulyatiningsih, saat ditemui di rumahnya di Jalan Rambutan Kota Tegal.

Dijelaskan Sri, dengan teknik gelap dan terang justru menambah tampilan lukisan semakin berkarakter. Selain itu, lanjutnya, antara kesesuaian lukisan dengan judul, kreativitas, tekstur dan orisinilitas juga diutamakan.

Naufal berhasil mengikuti lomba di Tingkat Provinsi Jawa Tengah, setelah anak kelahiran Tegal, 22 September 1998 dari pasangan Aida Witiarso dengan Sri Mulyatiningsih ini berhasil meraih kejuaraan lomba lukis dari tingkat Kecamatan Tegal Timur, tingkat Kota Tegal hingga tingkat Karesidenan Pekalongan. Anak yang sedikit temperamental ini, ternyata memiliki cita-cita ingin menjadi pilot. Dalam setiap even lomba, Nauval selalu memiliki kebiasaan unik. Yakni melukis dengan cara menyendiri sambil lesehan di sudut lantai meskipun panitia telah menyediakan meja dan kursi. “Biar lebih bebas,” ujar Naufal.

Sejumlah prestasi yang pernah diraih yaitu juara I lomba mewarnai Fiesta di Rita Mall. Juara I lomba lukis Cerebrofit di Rita Mall. Juara I lomba lukis Hari Anak Nasional tahun 2006. Juara I Lomba Lukis SD Putra Tingkat Kota Tegal. Juara II Lomba Lukis putra Tingkat Karesidenan Pekalongan.

Juara Harapan I Lukis SD Putra Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, Nauval juga sering mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan seni lukis di Kota Tegal dan Pekalongan.(hamikaze)

Selasa, 21 Oktober 2008

Karawitan dan rekreasi




Antara Pidato, Nyanyi dan Baca



Tari Srikandi Mustakaweni

Kejar Paket Sarana Maju Tegal


Program Kejar Paket Butuh Gedung

Program Kejar Paket (KP) A, B dan C di Kota Tegal, saat ini membutuhkan gedung tersendiri untuk kegiatan belajar mengajarnya. Sebab, selama ini masih menginduk di sekolah-sekolah atau gedung lain. Untuk merealisasikan hal ini, Dinas Pendidikan Kota Tegal akan mengusulkannya terlebih dahulu kepada Walikota Tegal, Adi Winarso S Sos.
Demikian disampaikan Kabid Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, Olahraga dan Budaya (Diklusporabud) Dinas Pendidikan Kota Tegal, Drs Johardi, Minggu (19/10) saat Wisuda Warga Belajar Angkatan 23 KPC setara SMA dan angkatan ke 8 KPB setara SMP Sarana Maju Kota Tegal, tahun pelajaran 2007/2008 di Ruang Adipura.
“Kita memang perlu gedung tersendiri untuk kegiatan kejar paket. Tujuannya, supaya pembelajaran di kejar paket juga bisa lebih maksimal dan terus berkembang. Nanti, saya akan bantu mengusulkan hal ini ke Pak Wali,” janjinya.
Mengenai hasil kelulusan kejar paket yang meningkat dibanding tahun sebelumnya, Johardi turut bersyukur. “Ujian nasional yang dilaksanakan tahap pertama mencapai delapan puluh tujuh persen siswa yang lulus. Lebih baik dibanding kelulusan tahun sebelumnya,” katanya.
Menurutnya, keberhasilan ini bukan hanya menjadi milik warga belajar saja. Namun, menjadi milik tutor dan orang tua warga belajar. Sebab, tanpa dukungannya, warga belajar tidak bisa berhasil seperti saat ini.
Penyelenggara Kejar Paket Sarana Maju, Suyanto SPd mengatakan, jumlah warga belajar yang diwisuda sebanyak 145 untuk KPC dan KPB. Dia berharap, warga belajar menggunakan ilmunya sebaik mungkin dan bermanfaat bagi orang lain.
“Ilmu itu sebaiknya kubaktikan, bakti kuamalkan, amal kuabadikan. Sebagaimana sesanti yang mengatakan, memayu hayuning bawono, memayu hayuning bongso, memayu hayuning manungso dan memayu hayuning saliro (keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan dunia, bangsa, manusia dan dirinya),” pesannya.


FOTO- BACA IKRAR - Penyelenggara Kejar Paket Sarana Maju, Suyanto SPd membacakan Ikrar diikuti para wisudawan KPC setara SMA dan KPB setara SMP, Minggu (19/10).

Try Out STAN


Kiat Sukses Masuk STAN

PERSIAPAN untuk bisa diterima di perguruan tinggi yang dicita-citakan bagi para siswa kelas tiga SLTA mulai diupayakan dari awal. Termasuk bagi para siswa yang ingin diterima menjadi mahasiswa keuangan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) ataupun STT - Telkom. Kesungguhannya dapat dilihat, ketika mereka mengikuti try out STAN 2009 yang diselenggarakan Yayasan Iwangsari, pada Minggu (19/10/08) di GOR Wisanggeni Kota Tegal. Menurut bagian Akademik, Drs Tommi Utomo, try out diikuti ribuan siswa SLTA kelas XII se Eks Karesidenan Pekalongan.
"Siswa kelas XII SMA dan MA untuk semua jurusan sedangkan siswa SMK hanya untuk jurusan bisnis dan manajemen," kata Tommi
Menurutnya, try out yang diselenggarakan Yayasan Pendidikan Khusus Masuk STAN dan STT-Telkom ini diselenggarakan setiap tahun. Penyelenggaraan try out STAN yang digelar di Tegal pun sangat diminati peserta. Yayasan Iwangsari yang terdapat di sejumlah kota besar seperti Solo, Bandung, Malang, Kediri, Bekasi pada tahun ini untuk wilayah Karesidenan Pekalongan akan membuka cabang di Slawi di Visitama Jalan M Yamin nomor 39 Slawi.
"Buat adik adik yang ingin sukses di tes masuk STAN atau STT Telkom tentu harus mempersiapkan dengan sebaik-baiknya. Caranya dengan mengikuti bimbingan khusus yang kami selenggarakan. Selain itu juga ada program bimbingan intensif. Jika adik-adik mengikuti bimbingan intensif SPMB jadwal tidak akan bertabrakan," jelas Tommi.
Dijelaskannya, bagi siswa SLTA yang setelah lulus nanti ingin diterima menjadi mahasiswa Keuangan di STAN Prodip, salah satu harus lulus dari nilai mati dari tiga mata ujian yang diteskan.
"Lulusan tahun 2005 hingga 2007 nilai rata-rata ujian tertulis pada ijazah tidak kurang dari 7,00 dan nilai tersebut bukan dari hasil pembulatan, begitu pula syarat untuk siswa lulusan tahun 2008," papar Tommi
Sedangkan khusus untuk jurusan program Diploma Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai, lanjutnya, ada persyaratan lebih spesifik. "Antara lain hanya untuk laki-laki, tinggi badan minimal 165 centimeter, tidak buta warna," tandasnya (ham).

FOTO- TRY OUT STAN - Ribuan siswa kelas XII SMA/MA/SMK se eks Karesidenan Pekalongan mengikuti Try Out STAN di GOR Wisanggeni, Minggu (19/10).

Kamis, 09 Oktober 2008

Kiprah SD,SMP, SMA di Tegal

Beras Kepedulian

PANITIA pengumpulan sedekah SMK Negeri 2 Kota Tegal, kumpulkan sekaligus menyalurkan sedekah berupa beras sebanyak satu kilogram dari seluruh murid. Menurut Guru Pendidikan Agama Islam, Drs Abdul Muslich MSi, aksi sosial itu sebagai rangkaian dari kegiatan amaliyah Ramadhan 1429 H yang diselenggarakan di sekolah.
“Tahun sebelumnya seluruh siswa hanya mengumpulkan zakat fitrah di sekolah, kemudian dibagikan kepada fakir miskin namun kurang berhasil. Sehingga tahun ini zakat fitrah dibayarkan di tempat tinggal masing-masing. Sebagai penggantinya, para siswa mengumpulkan sedekah,” kata Muslich kepada NP, Selasa (23/9) di ruang guru.
Dijelaskannya, peniadaan kegiatan pengumpulan zakat fitrah yang diganti dengan pengumpulan sedekah itu atas usulan dari siswa sendiri. Adapun rangkaian kegiatan amaliyah Ramadhan di SMKN 2 terdiri dari pesantren kilat yang diselenggarakan pada Senin – Sabtu (15-20/9). Pada hari terakhir kegiatan pesantren kilat, diadakan acara buka bersama dan ceramah Ramadhan.
“Gerakan pengumpulan sedekah ini berlangsung sejak sepekan lalu dan berakhir pada hari ini,” kata Muslich. Setelah terkumpul, lanjutnya, pada sore harinya sedekah diberikan kepada fakir miskin di sekitar almamater sekolah, dengan cara diantar langsung ke rumah warga serta ke panti asuhan oleh para siswa dan guru yang bertugas.
“Diharapkan dengan kegiatan pesantren Ramadhan dan pengumpulan sekaligus pembagian sedekah, semakin meningkatkan keimana dan ketakwaan kepada Allah serta menumbuhkan kepedulian sosial bagi peserta didik,” ujar Muslich.
Ditambahkan, dengan pemberian sedekah secara langsung dan diantar ke rumah para mustahik itu selain agar tepat sasaran, lebih teratur juga tidak menimbulkan rasa minder bagi pihak penerima (Nirmalapost/hamikaze)

PENGUMPULAN SEDEKAH – Guru dan siswa SMKN 2 Kota Tegal yang bertugas sedang mengumpulkan sedekah berupa beras dari para siswa, Selasa (23/9).


Berantas Buta Huruf Alquran

DI SMP Muhammadiyah 3 Kota Tegal, antara siswa yang masih buta huruf Al Quran, siswa yang sudah bisa membaca tetapi masih terbata-bata, atau lancar mambaca namun tajwidnya salah, masing-masing dikelompokkan kemudian digembleng secara intensif hingga mereka mampu baca tulis Al Quran secara baik dan benar.
“Itu salah satu upaya kami dalam memberantas buta huruf Al Quran bagi siswa,” kata Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 3 Kota Tegal, Tarnoto SPd, kepada NP, Selasa (11/12).
Dijelaskan Tarnoto, selain program ibadah muamalah juga ada praktik pelatihan mental dan kemandirian dengan cara membiasakan para siswa secara terjadwal berlatih pidato (kultum) dan membaca kitab secara bergantian masing-masing tiga kali dalam sepekan setiap ba’da Dhuhur.
“Bentuk kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang tidak kalah penting, seperti pencak silat perguruan Tapak Suci Putra Muhammadiyah (TSPM), olah raga, computer, kepanduan Hizbul Wathan (Pramuka) dan seni teater,” rinci Tarnoto yang menjalani amanahnya sebagai Kepala Sekolah belum genap setahun.
Di sekolah yang beralamat di Jalan Asem Tiga Gg V/27B Kelurahan Kraton ini tanamkan prinsip ‘Hadir untuk Memacu Prestasi’ terkandung maksud sebagai upaya mewujudkan missi sekolah, sebagai wadah untuk menyetak kader Islam yang unggul, menyintai persaudaraan sesama umat Islam serta, gemar berdakwah sekaligus meningkatkan kualitas SDM.
Prestasi yang pernah diraih di bidang akademik dalam Ujian Nasional tahun ajaran 2006/2007 tingkat kelulusan mencapai 83,33 prosen, naik sekitar 33,3 prosen dari tahun ajaran sebelumnya. Sedangkan prestasi nonakademik dalam Porda 2007 berhasil meraih juara 2 Pencak Silat. Juara I Futsal antar sekolah Muhammadiyah se Kota Tegal 2007. Sedangkan pada Popda 2006 meraih juara I Pencak Silat, juara I Lompat Tinggi, juara II Lari 100 M, dan juara I Balap Sepeda kategori Time Trial dan juara II kategori Road Race. (Nirmalapost/hamikaze)

PENDIDIK – Para pendidik SMP M 3 Kota Tegal tampak berbaris saat mengikuti upacara bendera di halaman sekolah. foto: Dok.


Membuka Cakrawala Kreatifitas

SEJAK tahun 1978 berdiri SD Impres Merpati 2, lalu pada tahun 1998 berganti nama menjadi SDN Pekauman 8 Kota Tegal. Seiring berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, siswa maupun guru meraih prestasi baik di tingkat Kecamatan, Kota Tegal hingga di tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Sepak terjang Kepala Sekolah dalam memimpin warga sekolah dengan menerapkan langkah – langkah pembaharuan. “Caranya melalui perbaikan metode dan program pembelajaran, memperluas jaringan dengan dunia luar yang berkompeten dalam usaha meningkatkan prestasi siswa dan dewan guru,” kata Kepala SD Pekauman 8, Arumi Rusnani SPd, kepada NP, Selasa (27/11).
Dijelaskan Arumi, para guru dalam mendidik siswa berupaya meningkatkan IQ dan EQ yang memuaskan, agar anak mempunyai good brain serta good personality.
Selain itu, lanjut Arumi, kami juga membuka cakrawala kreatifitas melalui pengenalan seni musik, sastra, tari dan lukis. “Di sini juga merupakan pusat laboratorium komputer integrasi. Baik untuk pembelajaran audio visual maupun internet,” papar Kepala SD yang kini di sekolahnya terdapat Laboratorium Komputer sebanyak 10 unit komputer multi media lengkap dengan CD Room serta perpustakaan yang dilengkapi buku fiksi maupun non fiksi.
Banyak prestasi yang berhasil diraih dari tahun ke tahun. Prestasi terbarunya antara lain juara III lomba lari 100 meter Porda Kota Tegal 2007. Juara I lomba pidato antar siswa SD tingkat Kota Tegal 2007. Juara II membaca cerita tingkat Kota Tegal 2007.
Bagi siswa yang memiliki kreatifitas dan mampu berkarya, sekolah menyediakan Majalah Dinding untuk memamerkan cerita anak, puisi, lukisan dan lainnya. Sedangkan materi muatan lokal yang diajarkan adalah Bahasa Inggris. (Nirmalapost/hamikaze)

MELUMPUR – Para siswa SDN Pekauman 8 Kota Tegal tengah melumpur di sawah untuk belajar cara bercocok tanam kepada petani secara langsung. Foto: Dok.


Miliki Grup Band

Grup band SDN Mangkukusuman (MKK) I Kota Tegal terbentuk sejak tahun 2002. Keberadaan band SD ini merupakan bagian dari banyak jenis kesenian di sekolah yang kini dipimpin Abdul Mu’min SPd.
Jenis kesenian lainnya meliputi, drum band, paduan suara dan rebana. Sebagaimana grup rebana, para personil band didominasi siswa kelas VI, sehingga setiap tahun berganti personil.
Hal itu merupakan tantangan tersendiri bagi guru pembimbing. Karena dia harus jeli menjaring siswa berbakat dan berkemampuan dalam memainkan instrumen musik.
“Biasanya sejak kelas empat, kami mulai memantau kemampuan anak melalui hobinya. Bagi anak yang sudah diketahui pandai memainkan salah satu jenis alat musik, dia bisa direkrut untuk bergabung dalam pelatihan yang diselenggarakan di sekolah,” kata pelatih band, Saptono Muyono kepada NP, pekan lalu.
Grup band MKK I memiliki 8 personil, masing-masing M Afif Jauhari (gitar), Adin Miftah (bass), Dzaki Alkahfi (Keyboard), Haris- Nafis (drum), Intan, Anggi, Nana (vokal).
Kiat menjaring personil band dengan cara interview, bagi anak yang memiliki hobi main musik tentu lebih mudah disertakan. Karena itu akan mempercepat proses latihan kekompakan. “Jika masing-masing anak sudah punya bekal bermain musik, di sekolah tinggal latihan harmoninya saja. Karena kalau melatih dari dasar setiap jenis alat musik tentu waktunya tidak mencukupi,” ujar Saptono.
Dalam hal ini, latar belakang keluarga, dukungan orang tua dan minat serta bakat anak sangat mendukung terwujudnya grup band sekolah ini. Instrumental disediakan dari sekolah.
“Tahun lalu, setiap menjelang liburan semestaer atau dalam acara class meeting ada pertunjukkan band siswa, tetapi sekarang waktu liburan sekolah malah dipakai buat ulangan. Sehingga latihan band hanya untuk mengisi acara perpisahan kelas VI,” papar Saptono, yang juga guru olah raga itu. (Nirmalapost/hamikaze)

PERPISAHAN – Penampilan band siswa kelas VI SD MKK I dalam sebuah acara perpisahan sekolah Foto NP:Dok


Tampilan Ngepres, Isinya Tegal Bangeeet

MAJALAH dinding SMAN 2 Tegal tampilannya memang pas-pasan alias ngepres, baik tata letak maupun tampilan artistiknya, namun isinya Tegal banget. “Isi memang Tegal banget. Karena porsi isinya 70:30. Perbandingan antara informasi tentang Kota Tegal lebih besar dibanding materi lainnya,” kata Ketua Tim Mading SMA N 2 Kota Tegal (Smadagal), Ari Alan kepada NP, di lobi sekolah, Kamis (6/12) lalu.
Alan mengakui, dalam tampilan mading yang diberi jargon Mading Anak Uhuy (eM-A-yU) hasil kreasi bersama empat orang temannya memang sederhana tapi filosofis. Alas mading terbuat dari streorofom dengan latar belakang warna biru muda, merah dan kuning yang degradatif. Terkandung makna Kota Tegal sebagai Kota Bahari yang penduduknya memiliki semangat dan etos kerja tinggi dalam menggapai harapan masa depan yang lebih cerah.
“Kami sebenarnya pesimis setelah melihat mading karya teman-teman dari sekolah lain yang begitu artistik dan tata letak lebih heboh,” aku Alan. Lantaran itu, Alan dan kawan-kawan tidak habis pikir, begitu Mading Smadagal dinobatkan sebagai juara I oleh Panitia Lomba Mading Antar Sekolah tahun 2007 yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan UPTD Perpustakaan Daerah Kota Tegal.
Proses pengerjaan madingpun waktunya ngepres. Tapi berkat bimbingan guru bahasa Inggris Fitri Spd, dan kerja keras tim akhirnya berhasil menyisikan 6 peserta lain. Tim terdiri dari Ari Alan siswa kelas XI IPS 1 selaku Ketua tim mading dibantu Septi Ade dari kelas XI IPS 4 (wakil), Sigit S kelas XI IPS 3 (editor), Nur Hikmah kelas XI IPS 1 (layout) Ma’rifani FA kelas XI IPS 3 (redaktur),
Rubrikasinya meliputi berita tentang kegiatan Walikota Tegal Adi Winarso S.Sos, tanam 50 pohon mangga lali jiwo. Ada artikel babad Kota Tegal, sebuah uraian singkat sejarah Ki Gede Sebayu Pendiri Pemerintahan Tegal tahun 1587 – 1625 M. Ada informasi kerajinan yang ada di Kota Tegal, seperti batik tulis Tegal yang dilengkapi foto Wakil Walikota Tegal Dr Maufur sedang meninjau hasil produksi batik khas Tegal. Ada informasi tentang sentra pariwisata, bisnis dan pembangunan Kota Tegal meliputi pembangunan Alun-alun Kota Tegal, Pantai Alam Indah (PAI), Pelabuhan Kota Tegal, Pelabuhan PAI Tegal Sari, Mall, Pasar Pagi beserta foto-foto asli hasil jepretan sang Redaktur, Ma’rifani. Sedangkan rubrik sastra menampilkan puisi karya Nur Hikmah berjudul Kota Tegal. (Nirmalapost/hamikaze)

JUARA – Seorang siswa tengah menyaksikan penampilan Mading Smadagal yang sederhana, tetapi isinya menitikberatkan seluk beluk pembangunan Kota Tegal sehingga dinyatakan sebagai Juara I dalam Lomba Mading Antar Sekolah Tingkat SMA Kota Tegal 2007. qFoto NP: Desy







Rabu, 08 Oktober 2008

malu buka tegalseksi sesat di jalan teri looh

Jangan ngaku wong Tegal kalau kagak bisa nunjukin dimana SD Mintaragen 7. Jangan sok kenal Kota Tegal kalau belum bisa ngejelasin alamat antara SD Krandon 3 dengan SD Kraton 1. Ih, malu deh kamu yang punya KTP Tegal tapi masih nyasar di belakang Gedung Wanita. Niatnya mo ke SMAN 4, eh malah masuk ke gerbang SMK YPI. Kecuali bagi yang mo liat pengumuman lowongan kerja seeh gak masyalah... di sana emang ada ajah. Kagak ada salahnya juga, meski kaum urbanis di Kota Tegal tapi tahu lika-liku di dalam komplek Perguruan PIUS. Masuk dari gerbang SMP PIUS, ngelewatin lapangan basket, masuk lontrong kantin bisa tembus TK PIUS. Dari situ bisa ke SMA PIUS-nya atau SD PIUS tinggal belok kiri atau kanan. Trus di dalam komplek SMA tuh ada kantin yang bersih di pojok halaman, lengkonya enak looh.... lantas ketika sedang bengong sambil duduk di halte depan gelanggang renang Samudra ditanya seorang nenek yang dipapah cucunya nan jelita, "Om, tempat belajar Kejar Paket C Sarana Maju tuh dari SMAN 1 Kota Tegal masih jauh nggak ya?" Gemana tuh jawabnya? Apa mo, diunjukin ke Jalan Teri di pagi hari? Itu mah tempatnya enci-enci jualan jajanan pasar n tahu isi.... Nah biar kagak keder, buat ngebedain antara tempat SDIT dan TBQ Al Irsyad, TKIT dan SDIT Usamah, SD dan TK BIAS, jauhan mana antara SMK Muhammadiyah 2 dengan SMK Muhammadiyah 1 kalau dari SMP Muhammadiyah 3, trus SD Al Khairiyah tuh ada di kelurahan mana? Cukup muter uyeng-uyeng khan? Mangkanya, neeh buat ngebantu kamu klik aja web yang ada di bawah telapak kaki ibu, eh salah maaf! Di bawah tulisan ini, neeeh monggo... (ngekilnya pelan aja, abisnya sensitif banget sih....)


http://wikimapia.org/#lat=-6.8684418&lon=109.1273689&z=15&l=0&m=a&v=2

Siswa Prestasi

Ibliza Amelia Sani
Juara I Putri Duta Wisata

RATUSAN pasang mata telah menyaksikan kecerdasan dan kecantikan Ibliza Amelia Sani pada ajang grand final Pemilihan Duta Wisata Kota Tegal, Minggu (10/8) lalu di Diamond Hall Rita Supermal. Ibliza yang berbusana kebaya hitam, rupanya nasibnya tidak semurung baju yang dikenakan hari itu. Dia berhasil meraih Juara I Putri Duta Wisata Kota Tegal 2008.
“Duh nggak kebayang deh bisa Juara I. Padahal ini pertama kalinya aku ikut Pemilihan Duta Wisata,” cetus doi Virgo di sekolahnya SMAN 1 Tegal, Senin (11/8). Tidak mengerankan dia senangnya bak mendapat durian runtuh. “Ya, saya senang dan bangga bisa membawa nama baik orang tua dan sekolah,” lanjutnya.
Ibliza setiap mendapat pertanyaan dari panitia, selalu menjawabnya dengan rasa percaya diri. Seperti waktu masuk tiga besar, dia harus menjawab pertanyaan tentang bagaimana usaha meningkatkan keprawisataan di Kota Tegal.
“Saya menjawabnya dengan bahasa Inggris. Intinya, menurut saya, Kota Tegal walau mempunyai keterbatasan Sumber Daya Alam (SDA), tapi punya potensi dari maritim, bangunan-bangunan bersejarahnya, industrinya,” ujar cewek cerdas ini.
Kemudian solusi untuk meningkatkan pariwisata di Kota Tegal, gadis kelahiran Tegal, 31 Agustus 1991 ini, supaya meningkatkan kreatifitasnya, memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk kemajuan Kota Tegal. Penyuka olah raga renang ini pun, berharap ke depannya dia ingin meningkatkan obyek wisaya yang sudah cukuip baik menjadi lebih baik lagi. Dan dia siap mengikuti pemilihan Duta Wisata tingkat Jawa Tengah mewakili Kota Tegal (ekadila)

SAmbut Ramadhan


Drum Band SD Meriahkan Karnaval Ramadhan

DRUM band SDN Randugunting 4 Kota Tegal, terpilih sebagai juara I pada karnaval menyambut bulan suci Ramadhan yang diselenggarakan Majlis Taklim Hidayatul Mubtadien (MHM) Jalan Puter Randugunting, Sabtu (23/8) lalu. Kegiatan yang mendapat sambutan meriah masyarakat ini, menampilkan puluhan barisan karnaval dengan kreasi penuh syiar Islam. Selain menampilkan sejumlah barisan drum band, musik rebana, kelompok jalan kaki juga barisan berkuda terdiri dari sepuluh anak yang menaiki kuda dengan model kostum pangeran Diponegoro.
Menurut Ketua MHM, Ustad M Azis, kegiatan ini untuk membangkitkan semangat persaudaraan atau ukhuwah islamiyah dalam menyambut bulan suci Ramadhan, sekaligus sebagai syiar. “Agar umat Islam lebih khusuk dalam menjalankan ibadah di bulan yang istimewa nanti,” kata M Azis.
Kemeriahan dalam karnaval sebagaimana NP saksikan, karena tampilnya grup drum band senior seperti drum band Pemuda Al Irsyad Kota Tegal. Selain itu secara beruntun drum band anak-anak SD dengan membawakan musik lagu islami dan popular. Terdiri dari drum band Madrasah Ibtidaiyah (MI) Krandon, marching band MI Assalafiyah, drum band SDN Randugunting 3 dan SDN Randugunting 4 serta pasukan rebana SDN Randugunting 6.
Peserta lain yang berhasil memperoleh juara II dan III masing-masing drum band MI Krandon dan SDN Randugunting 3. Juara I, II, III jalan kaki masing-masing Ikatan Remaja Masjid (IRMA) Almukaromah Randugunting, grup ondel-ondel Garsela dan Pengajian Najib gang Cucakrawa. Kelompok rebana juara I, II, yaitu SDN Randugunting 6 dan jamiyah Al Ikhlas. Sedangkan juara harapan I diraih oleh pengajian Tartil Quran.
Kepala SDN Randugunting 4, Hj Misriyati Spd mengaku senang atas keberhasilan anak didiknya. “Semoga prestasi ini semakin memacu semangat berlatih anak-anak,” katanya usai mengawal karnaval.
Menurutnya, pelatih drum band dieprcayakan kepada Faizin. Sedangkan jumlah anak yang ikut dalam grup drum band sebanyak 55, termasuk regu bendera display. Mayoret dipercayakan kepada Linda sebagai Land Commander sedangkan Kiki sebagai Gitapati (hamikaze)

ATRAKSI – Grup dum band SDN Randugunting 4 Kota Tegal sedang atraksi di depan panggung penghormatan dalam pawai imtihan sambut bulan Ramadhan, Sabtu (23/8) lalu.

Selasa, 07 Oktober 2008

Kreasi Tari Siswa

Tegal Dance SMAN 2 Ingin Eksis

Tiga siswa SMA Negeri 2 Kota Tegal masing-masing siswa kelas XII IPS 2, Sukma beserta Liza Octaviani siswa kelas XII IPS 2 dan Intan Mei siswi kelas XII IPS 3, mengakui ingin sukses di bidang dunia seni khususnya seni tari.
“Sebelum kami membentuk grup tari ini, masing-masing pernah punya grup tari ketika masih di SMP,” kata Liza kepada NP, Kamis (14/8) lalu di lokasi pembuatan video clip 'album Pantura' di Pantai Alam Indah (PAI) Kota Tegal.
Kini ketiga siswi ini tergabung dalam kelompok Tegal Dance. Diakuinya, nama kelompoknya terlahir secara spontan. “Itu gara-gara kami dapat kesempatan sebagai penari latar dalam shooting video clip tembang Tegalan,” papar Liza.
Nama kelompok bagi Liza dan kawan-kawan, tidak perlu njlimet-njlimet. Yang penting karyanya jelas. Sebagai penari yang penting bisa mengekspresikan karya tari dalam berbagai kesempatan. Asalkan tidak terlalu vulgar seperti jenis tarian yang kini menjadi sorotan masyarakat, karena tampilan dan gayanya kurang senonoh.
Di antara ketiga siswa ini, ternyata cukup lama mendalami dunia tari. Meski ketiganya bergabung sejak di bangku kelas X SMA, namun masing-masing personil pernah berkiprah dalam kegiatan serupa. Hanya beda nama grupnya saja.
“Ketika di SMP saya tergabung dalam grup Three Girl’s,” kata Liza. Dua personil yang masih solid yaitu dirinya dan Intan, sedangkan seorang lagi karena beda sekolah sehingga digantikan Sukma.
Sepertinya, selain kini tergabung dalam Tegal Dance, Sukma juga punya kegiatan rutin yang serupa di Melani Dance. Beberapa kegiatan maupun lomba telah diikutinya. Seperti lomba tari Tegalan dan even lain. Bagi Sukma, semakin banyak kesempatan tampil akan semakin mengasah bakat yang dimilikinya. Bersama Melani Dance, Sukma sering tampil di berbagai acara sesuai job yang diterima. Sedangkan jenis tariannya ada modern dance, tari tradisional dan tari kontemporer (hamikaze/nirmalapost) http://sman2-tegal.sch.id/


TEGAL DANCE (Foto) – Tiga personil Tegal Dance sedang beraksi di depan kamera ketika sebagai penari latar dalam pembuatan video clip lagu Tegalan di PAI Kota Tegal.

Aktivitas Siswa


Pilketosila SMA Al Irsyad Tegal Gaya Pemilu

PEMILIHAN Ketua dan Wakil Ketua OSIS Langsung (Pilketosila) di SMA Al Irsyad Kota Tegal berlangsung Sabtu, (9/8) lalu. Melalui kegiatan itu, akhirnya berhasil menetapkan pasangan siswa kelas XI IPS 5, Royan dengan siswi kelas X, Najwah Farah M sebagai Ketua dan Wakil Ketua OSIS periode 2008/2009.
Menurut Pembina OSIS, Drs Tri Setiadi, jumlah kandidat terdiri dari tiga pasang calon ketua dan wakil ketua OSIS. Peserta pemilih dalam Pilketosila, selain para siswa dari kelas X sampai XII sebanyak 650 orang, juga para guru dan karyawan yang berjumlah 76 orang serta kepala sekolah juga ikut memberikan hak suaranya. Sehingga kegiatan ini formatnya persis sama dengan pelaksanaan Pemilu yang sebenarnya.
“Kami upayakan selain siswa juga seluruh civitas akademika menyalurkan hak suaranya dalam kegiatan ini. Tujuanya untuk pembelajaran materi demokrasi,” kata Setiadi kepada NP, di sela-sela kegiatan.
Dijelaskannya, proses Pilketosila melalui beberapa tahap. Pertama, dari sebanyak 13 kelas masing-masing diajukan lima orang kandidat. Jumlah keseluruhan kandidat sebanyak 65 anak. Tahap kedua panitia mengadakan seleksi calon ketua dan wakil ketua melalui kegiatan tes tertulis dan wawancara. Materinya meliputi pengertian dan pengalaman berorgaisasi serta pengetahuan umum lainnya. Setelah melalui proses seleksi akhirnya terpilih tiga pasang calon. Langkah selanjutnya diadakan kampanye gambar serta debat antar calon. Pokok materinya seputar visi dan misi, serta program OSIS yang akan dijalankan masing-masing calon.
Sementara panitia selain sibuk mendaftar calon pemilih, pembagian kartu undangan pemilihan, pembuatan kartu suara juga menyediakan logistik lainnya. Seperti meminjam kotak suara dan bilik pencoblosan, serta tinta tanda bukti telah mengikuti pencoblosan. Diakui Setiadi, biasanya kalau ada pemilihan ketua OSIS hanya dilakukan oleh para siswa perwakilan dari setiap kelas. Namun kali ini dilakukan dengan cara pemilihan langsung dari seluruh anggota sekolah. “Dengan demikian untuk biaya kegiatan ini dananya cukup banyak yang semuanya ditanggung oleh OSIS,” papar Setiadi nKZ

PENCOBLOSAN – Para siswa SMA Al Irsyad Tegal menukarkan undangan pemilihan dengan surat suara sebelum melakukan pencoblosan, Sabtu (9/8) lalu qFoto Dok. Humas SMA Al Irsyad

puisiku

Bunga Pasi
-->— Lintang Zara 14.05.2007
Bunga pasi
Wangimu nyala
dalam gelap hati
tak berkelopak
putik berserak
di pusara liar
peziarah tak pernah mati
tebarkan sari silih bertubi
di taman tak berpagar
di ranjang tak berakar
tumbang dalam gelinjang
tak berkesudahan.
Jakarta, hingga Mei 2007
Tragedi Setiap Detik
-->— Lintang Zara 12.05.2007
Setiap senja
Wangi nafasmu bertiup
meluluhkan malam
menjadi semakin kelam
seribu harapan terpanggang
di setiap gang penuh bunga api
gairah fajar menjadi layu
paginya mentari tak mekar
di setiap tatapan
bangkit dari mimpi
terjaga tiada henti
setiap detik
detak jantungmu diperkosa
angka-angka
yang kian gagah
menggagahi kepasrahan.
entah kapan lagi
keberanian hidup
diwariskan kepada setiap jiwa
di negeri pasrah ini.
Jakarta, Mei 2007
nice poet! mengapa harus ada
nice poet! mengapa harus ada kengerian seperti ini?
jejak sebuah negeri yang kubayangkan patah dan sungsang hidup di sela otakku yang kutau pernah lahir dari beribu penguburan
dody kriswaloejo — 14.05.2007
· balas
ini ttg apa?
kalo boleh tahu sih

IRM — 21.06.2007

penyanyi lagu tegalan



Windy Asty
Penyanyi Album Tegalan

SISWI kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 2 Kota Tegal, Jawa Tengah Windy Asty ini mengaku sejak SMP sudah mampu membuktikan prestasinya di bidang tarik suara. Kini di bawah bimbingan dan arahan pencipta tembang tegalan, Dhimas Riyanto, Windy dan kawan-kawan sebagai penyanyi dalam Album Pantura Tembang Tegalan IV.
“Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan satu album tegalan dalam bentuk audio video,” kata Windy yang didampingi dua penyanyi lainnya, Jaka dan Silvia.
Rencananya, pada akhir Oktober 2008 album itu akan dilaunching. Sedangkan proses perekrutan para artis Tegal yang tampil dalam album itu, dilakukan melalui seleksi yang panjang. Bentuknya berupa audisi yang diformat dengan Lomba Lagu Tegalan tahun 2008. Lomba itu diikuti para peserta dari setiap kelurahan di Kota Tegal.
“Kebetulan saya salah seorang dari tiga para juara yang berhasil dalam lomba itu,” kata Windy dalam acara silaturahmi, Senin (6/10) di rumah produser Ariwani.
Menurut anak ketiga dari lima bersaudara buah cinta Wakri dengan Tarsiti ini, dalam lagu-lagu tegalan yang dinyanyikannya, syairnya sarat dengan pesan moral. Meski demikian disampikan secara ringan tetapi tidak ada kesan menggurui. “Seperti lagu tentang jajanan pasar asli khas Tegal itu menggambarkan sebuah kegelisahan akibat adanya serbuan budaya global termasuk di bidang makanan,” ujarnya.
Kini, lanjut Windy, anak-anak dan remaja lebih mengenal makanan cepat saji seperti ayam goreng gurih dan roti sosis daging ala Amerika, daripada jenis jajanan seperti sempeleo, cetil dan rujak teplak yang dijual oleh Yu Minah.
“Padahal jajanan tradisional khas Tegal itu, baik harga, rasa dan kandungan gizinya sesuai dengan selera dan tingkat ekonomi masyarakat Tegal pada umumnya,” paparnya. Adapun prestasi Windi selain pernah juara menyanyi ketika duduk di bangku SMP, juga peraih juara III lomba nyanyi lagu tegalan tahun 2008 (hamidinkrazan/nirmalapost)

sapaan seksi

sapaan seksi